Sabtu, 22 Juni 2013

Latar Belakang Pemanfaatan Nangka Gunung Pati



Gunungpati  merupakan Kecamatan yang terletak di bagian selatan kota Semarang yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya yaitu 4.411,06 Ha masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Profil masyarakat di kecamatan Gunungpati memiliki jenis pekerjaan masyarakat meliputi petani, buruh, wiraswasta dengan penghasilan < 1 juta rupiah yang masih jauh di bawah GNP (Gross National Product) Kota Semarang yaitu 5.204.668,41 rupiah perbulan. Sebagian masyarakat Gunungpati memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan tidak diimbangi oleh keterampilan, sehingga pekerjaan mereka sebagian besar sebagai buruh (51,26%). Kecamatan Gunungpati memiliki luas lahan perkebunan 2.573,50 m2. Dengan hasil utama dari perkebunan adalah buah-buahan seperti nangka, rambutan, durian, mangga dll.
Selama ini buah – buahan hasil dari perkebunan tersebut hanya dijual dalam kondisi segar begitu saja tanpa ada pengolahan untuk dijadikan produk makanan. Disisi lain, Gunungpati yang merupakan sebagai kawasan penyangga mulai ditata lahannya untuk dijadikan sebagai sentra penghasil buah-buahan, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya.
Buah nangka (Artocarpus heterophyllus) merupakan tanaman perennial atau tanaman yang selalu berbuah secara terus-menerus. Dengan keadaan tersebut, menyebabkan banyak buah nangka yang terbuang karena masyarakat hanya dapat memanfaatkan dengan cara mengonsumsinya dalam kondisi segar. Disisi lain buah nangka memiliki kandungan gizi yang cukup baik untuk asupan gizi masyarakat. Kandungan gizi yang terdapat dalam buah nagka yaitu Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Fosfor, Zat besi, Vitamin A, Vitamin C, dan Air. (Suprapti, Lies 2004)
Jumlah hasil panen buah secara keseluruhan di kecamatan Gunungpati pada pertengahan tahun 2012 yaitu 86,3 ton dengan luas tanaman 305 hektar. Sedangkan untuk hasil panen buah nangka sendiri 2,242 ton. Dengan jumlah tersebut, kemungkinan sebagian akan membusuk sehingga tidak berhasil dipasarkan semuanya dan petani akan mengalami kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi kendala tersebut. Beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan mengolah nangka menjadi minuman sirup buah nangka, sari buah nangka, serta selai nangka. Pengolahan nangka menjadi produk sirup, sari buah dan selai dipilih karena memiliki satu kesatuan proses yang menghasilkan 3 produk yang berbeda dan tidak ada limbah yang terbuang dari proses tersebut. Nilai tambah yang didapat jika buah nangka diolah menjadi sirup, sari buah dan selai nangka diantaranya adalah meningkatnya harga jual serta umur simpan produk menjadi lebih lama. Selain itu juga dapat meningkatkan pendapatan dari petani nangka di Gunungpati, serta produk nangka yang dihasilkan lebih aman bagi penderita asam lambung karena jumlah gas yang dapat meningkatkan asam lambung dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan buah nangka segar. Produk nangka yang dihasilkan diolah berdasarkan Standart Nasional Indonesia dengan nomor SNI 01-0222-1995, SNI 01-3544-1994, dan SNI 01-3746-2008 mengenai produk makanan sirup, sari buah serta selai, sehingga dapat bersaing dengan produk-produk sejenis di pasaran.
Pemanfaatan buah nangka menjadi sirup, sari buah dan selai diharapkan dapat memberikan alternatif produk olahan pangan bagi para petani nangka dalam rangka meningkatkan nilai jual nangka yang dihasilkan.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

ada nomer yang bisa di hubungi jika berminat selai nangkanya ?

Gluck - Traumer mengatakan...

Maaf untuk sekarang ini, olahan nangka sedang tidak diproduksi karena beberapa hal. Namun jika menginginkan untuk membeli produk kami, mungkin bisa kami sediakan. Untuk nomernya, silahkan hubungi nomer saya 085727897705. Trima kasih.

Posting Komentar

 

Blog Template by SuckMyLolly.com